Hei, Bung
Hei, bung aku ingin bercerita. Ihwal sakitnya negeri ini. Paradoks dengan keniscayaan. Pancasila entah kemana. Sejarah dibuang percuma. Pahlawan diinjak sekenaknya. Dihina sepuasanya. Dipandang bagai sampah. Kaum hipokrit bermunculan bak jamur dimusim hujan. Menebar ayat-ayat. Primodialisme tak lupa. Muak aku melihatnya. Negeri ini dijejali sumpah serapah. Makian. cacian Sampah kata bertebaran di mana-mana. Dusta menjadi santapan para tukang bejak, petani, guru, agamawan, pengamen, pelacur hingga pencuri. Asupan gizi kaum pemarah sudah biasa. Ditelan mentah-mentah. Busuknya sudah tak terasa. Penguasa keparat bersuka cita. Kemenangan telah diraih. Asa telah direngkuh Moral diludahi Masa bodoh dengan tenun Bhineka. Hei Bung, aku melihat anak menangis kelaparan, sejawat bermusuhan, petani yang dirampas tanahnya, pejuang agraria yan...
Komentar
Posting Komentar