Emak: Catatan Rindu
Hari itu, jumat malam tepatnya seminggu sebelum ramadhan akan berakhir, aku sendiri di kamar kosan yang luasnya hanya 2x3 meter saja. Aku memang belum pulang ke kampung karena masih ada tugas yang belum selasai. Malam itu angin cukup dingin hingga membuat bulu kuduk ini harus diselimuti sarung yang dibawakan Imbok dari rumah. Lampu sengaja kumatikan karena aku beranjak untuk tidur. Beberapa menit kupaksa mata ini untuk memejam dalam malam yang sunyi. Kicauan burung yang tiada henti, jangkrik yang saut menyaut dengan lantunan ayat suci Quran di Surau dekat kosanku, makin membuat mata ini menyala dengan pikiran yang kalut akan kerinduan dengan kampung halamanku. Makin kucoba untuk memejam, makin terlukis bayang-bayang Emak, dan Imbok di tiap sel otakku. Pikiran ini terus melayang, menerjang bayang hitam, mencoba meraba kenangan masa kecilku yang penuh warna, sendu dan tawa. Aku tak pernah membayangkan akan diasuh oleh seorang Emak yang begitu tangguh. Pada malam i
Komentar
Posting Komentar